Perusahaan pusat data hijau, SpaceDC, pernah mengatakan bahwa penyimpanan data digital atau pusat data (Data Centers) akan menghasilkan 14 persen emisi karbon dunia pada tahun 2040. CEO SpaceDC Darren Hawkins mengatakan kondisi ini mungkin terjadi akibat ledakan ekonomi digital. 

Data merupakan aset yang sangat penting dan menjadi pilar layanan digital sehari-hari di era digital saat ini. Aplikasi big data, seperti layanan dan cloud, telah menjadi tulang punggung banyak perusahaan karena dapat meningkatkan proses bisnis secara signifikan.

Peralatan ini adalah suatu tempat yang digunakan untuk menempatkan perangkat server guna penyimpanan data yang mempunyai ukuran sangat besar dan butuh daya listrik yang stabil selama 24/7. Generator (generator set) yang mumpuni, sehingga pasokan listrik tidak terganggu, memiliki manajemen downtime yang cepat, dan pada akhirnya tidak mengganggu operasional bisnis nasabah. 

Secara umum, genset dapat dikatakan sebagai support system yang digunakan untuk mendukung kinerja dari data center. Penggunaan genset yang dapat berjalan dengan bahan bakar rendah karbon dapat menjadi solusi yang dapat diterapkan untuk mendukung implementasi Green Data Center

Selain itu, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) merupakan green diesel terbarukan atau D100 diesel yang termasuk dalam kategori bahan bakar hemat bahan bakar dan dapat dikatakan memiliki potensi besar untuk digunakan oleh industri data center dan dapat mempercepat emisi net zero di Indonesia.

Peran Genset dalam Operasi Data Center

Peran pusat data yang begitu penting saat ini harus didukung dengan ketersediaan daya cadangan untuk keadaan darurat.

Mengelola waktu henti dengan cepat dan akurat dapat membantu perusahaan mengurangi kerugian dari pusat data yang bermasalah. Namun, tidak sedikit perusahaan yang belum memperhatikan energi sebagai salah satu pendorong kinerja pusat data. Uninterruptible power supply (UPS), misalnya, perannya terkadang sering diabaikan. Meski perangkat harus bekerja terus menerus, tidak hanya saat listrik padam.

Tidak hanya itu, kegagalan sistem UPS dan generator terbukti menjadi penyebab downtime data center. Menurut penelitian oleh Ponemon Institute, UPS bahkan menjadi penyebab nomor satu downtime pusat data.

Kerugian akibat tidak tersedianya energi cadangan dapat mengakibatkan kerugian yang berwujud maupun tidak berwujud. Kerugian yang tidak berwujud antara lain rusaknya reputasi dan citra atau berkurangnya kredibilitas perusahaan. 

Kondisi ini tentunya dapat menghilangkan peluang bisnis bagi pengusaha lain yang ingin menggunakan layanan tersebut. Jumlah tersebut belum termasuk kerugian terwujud, seperti kerugian harta benda akibat kerusakan pusat data. Selain itu, ada juga kerugian untuk memulihkan perangkat yang rusak. 

Oleh karena itu, ketersediaan UPS dan genset untuk mendukung kinerja data center sangat dibutuhkan. Tak lupa, ia juga menyampaikan bahwa selama kebutuhan UPS dan genset sudah terpenuhi, namun tetap diperlukan perawatan berkala.

Karbon Industri
Source : https://www.freepik.com/

Tantangan Emisi Karbon dalam Operasi Data Center

Seiring dengan perkembangan teknologi, kehidupan manusia pun mengalami perubahan. Pada zaman sekarang, sudah banyak aktivitas manusia yang dibantu dengan teknologi digital. Dari bangun tidur hingga menutup hari.

Membaca berita, memesan transportasi, berbelanja, bekerja dan mengisi data bisnis, serta transaksi perbankan semuanya dilakukan dengan bantuan teknologi digital. Transformasi digital akan semakin masif di masa depan. 

Sebab, pembangunan ekonomi berbasis digital juga sudah masuk dalam roadmap pemerintah. Selain itu, selama pandemi di mana kontak fisik selalu minim, aktivitas akan lebih banyak dilakukan secara online. 

Dari utilitas, hingga proses bisnis di perusahaan hingga bisnis berbasis rumahan, sebagian besar akan bekerja secara online.

Digitalisasi massal akan menyebabkan setiap bisnis dan agensi multi-lini membutuhkan penyimpanan data yang mumpuni. 

Fasilitas data center untuk sistem cloud computing menjadi andalan. Namun, seperti dua sisi mata uang, pusat data membutuhkan listrik dalam jumlah besar dan secara diam-diam berkontribusi terhadap emisi karbon yang berdampak pada kelestarian lingkungan.

Pusat data menyumbang 0,3% emisi karbon ke udara dan menghasilkan listrik yang terbuang percuma. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di website, ditemukan bahwa pusat data menghabiskan 40 persen dari total listriknya untuk mendinginkan server di dalamnya.

Karena layanan penyimpanan data akan semakin banyak digunakan, sebaiknya pertimbangkan pusat data yang ramah lingkungan.

Genset Kuning
Source : https://www.freepik.com/

Peran Genset dalam Pengurangan Emisi Karbon

Salah satu pusat data bahan bakar alternatif yang mulai digunakan adalah water-treated vegetable oil (HVO). Bahan bakar diperoleh dari bahan baku yang sama yang digunakan dalam produksi biodiesel. Namun, HVO diproduksi menggunakan proses berbeda yang disebut hydrotreating. Saat dibakar, HVO melepaskan karbon yang ditangkap organisme di awal siklus, menjadikannya bahan bakar rendah karbon. 

Bekerja dengan baik Emisi HVO kira-kira 70% lebih rendah daripada diesel jika mempertimbangkan semua emisi yang terkait dengan pemrosesan, transportasi, dan distribusinya. Penggunaan HVO juga mengurangi emisi partikular, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap emisi nitrogen oksida (NOx). HVO dapat digunakan secara bergantian dengan diesel biasa di sebagian besar mesin diesel standar. 

Tidak seperti biodiesel, HVO lebih stabil dan tidak terurai seiring waktu, sehingga ideal untuk menggunakan HVO dalam aplikasi siaga.

Karena tidak diperlukan perubahan pada mesin atau sistem bahan bakar yang ada, beralih ke HVO adalah opsi berisiko rendah yang tidak memerlukan investasi modal. Semua generator diesel Cummins Inc dapat berjalan di HVO.

Perusahaan teknologi, termasuk Microsoft, telah pindah ke HVO dengan generator diesel Cummins mereka di pusat data di Arizona dan Iowa. Selain itu, beberapa pusat data utama kini mulai secara eksplisit menentukan generator dengan kemampuan untuk berjalan di HVO dan diesel. 

HVO adalah bahan bakar yang bagus untuk pusat data yang ingin memulai dikarbonisasi operasinya, karena ini merupakan pilihan yang lebih berkelanjutan daripada generator diesel atau gas alam. Sementara ketersediaan saat ini terbatas, kapasitas produksi HVO meningkat pesat. 

Tambahan 8 miliar galon kapasitas produksi diperkirakan akan beroperasi selama lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Manfaat dan Dampak Penggunaan Genset yang Ramah Lingkungan

Menggunakan green generator memiliki banyak manfaat, antara lain:

1. Mengurangi emisi gas rumah kaca

Green generator dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi fosil. Hal ini dapat membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan melestarikan lingkungan.

2. Menghemat biaya operasional dan pemeliharaan

Green generator dapat menghemat biaya perawatan dan pengoperasian karena menggunakan bahan bakar yang lebih efisien dan memerlukan perawatan yang lebih sedikit daripada generator tradisional.

3. Meningkatkan kualitas udara

Green generator menghasilkan lebih sedikit emisi daripada generator tradisional, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas udara di sekitar area tempat generator digunakan.

4. Menjaga kesehatan manusia

Green generator dapat membantu melindungi kesehatan manusia dengan mengurangi dampak negatif polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan oleh penggunaan generator tradisional.

5. Memanfaatkan limbah

Berbagai jenis generator ramah lingkungan, seperti generator biogas, dapat menggunakan limbah yang sebelumnya tidak terpakai sebagai sumber energi. Ini dapat membantu mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya alam.

Sebagai distributor resmi Genset di Indonesia, PT Interjaya Surya Megah menjual berbagai macam genset seperti Genset MWM, MAN, Perkins, Cummins, Mitsubishi, dan Lombardini. Segera hubungi dan konsultasikan kebutuhan genset Anda bersama kami.